PENDIDIKAN TERHAMBAT: EKONOMI DAN KULTUR SEBAGAI FAKTOR PENENTU MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN DI DESA CIHURIP

Kelompok 01 KKN Desa Cihurip

e-mail: Afnialfiani26@gmail.com

 

ABSTRAK

Pendidikan merupakan usaha manusia memanusiakan manusia itu sendiri, Mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan memiliki arti penting sebagai upaya untuk; Memerdekakan manusia dari belenggu ketidakadilan dan ketidak merataan, membentuk karakter yang menjadikan seseorang mampu hidup bermakna, membangun kekuatan batin dan karakter, pikiran, serta tubuh anak, menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, membantu peserta didik mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda termasuk anak-anak yang berada di Desa Cihurip, akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat menghambat pendidikan sehingga memberikan dampak bagi aspek yang lainnya. sebagai generasi peradaban kita haruslah memperhatikan akan pentingnya pendidikan dan senantiasa melanggengkannya sebab masa depan ditentukan oleh pendidikan hari ini, selain mengusahakan untuk pribadi kita mempunyai tugas yang mulia untuk menyebarkan semangat berilmu melalui berbagai jenjang pendidikan maka Artikel ini membahas tentang faktor penghambat pendidikan di Desa Cihurip dan Solusi yang kami berikan guna memperbaiki kondisi lapisan masyarakat Desa Cihurip demi meraih masadepan yang menjanjikan.

Kata Kunci: Pendidikan, Ekonomi, Lingkungan

ABSTRACT

Education is a human effort to humanize humans themselves. Quoting Ki Hajar Dewantara's words, education has an important meaning as an effort to; Freeing humans from the shackles of injustice and inequality, forming character that makes a person capable of living a meaningful life, building inner strength and character, mind and body in children, guiding all the natural powers that exist in children, helping students achieve the highest safety and happiness -height. Every child has different potential, including children in Cihurip Village, but there are several factors that can hinder education and thus have an impact on other aspects. as a generation of civilization we must pay attention to the importance of education and always perpetuate it because the future is determined by today's education, apart from making efforts for ourselves we have a noble task to spread the spirit of knowledge through various levels of education, so this article discusses the factors inhibiting education in Cihurip Village and The solutions we provide are to improve the conditions of the Cihurip Village community in order to achieve a promising future.

Keywords: Education, Economy, Environment

PENDAHULUAN

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya siswa-siswa, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada siswa-siswa itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan merupakan sebuah proses humanisme yang selanjutnya dikenal dengan istilah memanusiakan manusia. oleh karena itu kita seharusnya bias menghormati hak asasi manusia. Murid dengan katalain siswa adalah generasi yang perlu kita bantu dan memberi kepedulian dalam setiap reaksi perubahannya menuju pendewasaan. Siswa bukanlah sebuah mesin yang dapat diatur sekehendaknya kita sebagai fasilitator agar terbentuknya insan yang swantrata, berfikir kritis serta memiliki sikap akhlak yang baik. Untuk itu pendidikan tidak saja membentuk insan yang berbeda dengan sosok lainnya yang dapat beraktifitas, makan dan minum, berpakaian serta memiliki rumah untuk tinggal, ihwal inilah disebut dengan istilah memanusiakan manusia. [1]

Demikian pentingnya suatu pendidikan di dalam upaya memberantas kebodohan, memerangi kemiskinan kehidupan bangsa, meningkatkan taraf hidup seluruh lapisan warga, dan membangun harkat negara dan bangsa, maka dari itu pemerintah berusaha dalam memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk mengatasi berbagai masalah di bidang peningkatan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Dalam undang-undang no 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah “Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggungjawab.”

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana peneliti akan mendeskripsikan serta menjelaskan secara terperinci mengenai faktor terhambatnya pendidikan disebabkan ekonomi dan kultur Desa Cihurip. Penelitian ini mengaplikasikan data-data sekunder, dimana data ini didapatkan dari berbagai sumber berupa buku dan jurnal yang masih berkaitan dengan judul penelitian, karena jenis pengertian ini adalah studi literatur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan Terhambat: Ekonomi dan Kultur sebagai Faktor penentu minat melanjutkan Pendidikan di Desa Cihurip

1.     Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui pendidikan manusia diharapkan mampu memahami apa arti dan hakikat hidup,serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup secara benar.

Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang untuk menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti gurunya,melainkan diarahakan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara manusiawi agar menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian unggul.

Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara kebudayaan tersebut mengenali,menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, yaitu kepada peserta didik. Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangakan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakatnya.

Pendidikan di Desa Cihurip bisa dikatakan sudah mengalami kemajuan dibidang infrastuktur, Media Pembelajaran maupun tenaga Pendidik. Terdapat beberapa jenjang pendidikan Formal maupun Non formal, Jenjang pendidikan Formal seperti TK/RA, SD/MI, SMP, SMA/MA dan Pendidikan Non Formal seperti Madrasah Diniyyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA).[2]

2.     Faktor penghambat Pendidikan

2.1.Faktor Internal

2.1.1.     Minat Belajar

            Pengertian minat belajar untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan pembelajaran, seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan guru dan siswa harus dapat diperhatikan. Mulai dari perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari hasil sebuah pengajaran. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat mengindikasikan akan keterkaitan siswa tersebut terhadap pelajaran itu atau sebaliknya. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat.

            Menurut Syah, minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sementara itu Slameto mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

            Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa minat akan timbul bahwa apabila mendapatkan rangsangan dari luar. Sehingga kecenderungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya. Meskipun perasaan senang ini timbul dari lingkungan atau berasal dari objek yang menarik.[3]

            Berdasarkan hasil observasi kelompok kami,  minat belajar disetiap jenjang pendidikan di Desa Cihurip bervariasi,  ada yang semangatnya tinggi dan rendah. Seperti di jenjang sekolah dasar  bisa dikatakan memiliki semangat yang tinggi, sedangkan di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan jenjang sekolah menengah atas (SMA) dapat dikatakan memiliki semangat yang rendah sebab sebagian siswa terkadang memilih untuk bekerja dibandingkan melanjutkan pendidikan.

2.1.2.     Motivasi

            Motivasi merupakan sebuah dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sebuah tindakan dengan tujuan tertentu,motivasi juga dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah kelompok dalam melakukan sesuatu guna mencapai sebuah tujuan yang mereka inginkan dengan usaha tersebut. Motivasi mempunyai peranan pnting dalam proses belajar karena dengan adanya motivasi dapat memelihara serta meningkatkan semangat belajar siswa. Seseorang yang mempunyai kecerdasan yang cukup tinggi bisa mengalami kegagalan akibat kurangnya motivasi dalam belajarnya. Hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Stefanus mengenai psikologi pendidikan dalam bukunya dia mengatakan bahwa psikologi pendidikan sebenarnya merupakan dasar atau modal dari sebuah perilaku dan juga sikap pada manusia. dengan adanya ruang lingkup psikologi pendidikan maka akan banyak siswa yang semangat untuk melanjutkan pendidikannya.[4]

            Setiap siswa memiliki potensi yang berbeda, termasuk masyarakat Desa Cihurip. Siswa-siswa yang sedang mengenyam pendidikan di Sekolah memiliki potensi yang berbeda seperti kemampuan dibidang Olahraga, Seni bahkan Sains. Kami mendapati beberapa siswa yang memiliki kemampuan dibidang seni yaitu Ilmu Qiroat (lagam bacaan Al-Qur’an) dan tercatat beberapa siswa mendapatkan prestasi dibidang tersebut, dibidang Olahraga seperti Voly dan Futsal yang sering diadakan dilapangan Desa Cihurip untuk melatih fisik dan mental siswa ketika bertanding. Selain itu, dalam bidang pengetahuan atau sains terdapat beberapa siswa yang memiliki kemampuan dalam menghafal, berhitung dan menulis. Bahkan terdapat beberapa siswa yang masuk juara Olimpiade sains seperti salah satu siswa SMA 30 Garut. Akan tetapi, kekurangan motivasi menyebabkan siswa tidak berkembang dan tidak memiliki keinginan mengembangkan bakatnya. Maka kami berinisiatif mengadakan Seminar literasi dan pentingnya melanjutkan pendidikan agar para Siswa menyadari akan pentingnya melanjutkan pendidikan yang memiliki banyak manfaat dari hal tersebut. Kami juga mengundang pemateri yakni bapak Atropal Asparina, S.Th.i, M.Ag beliau menyampaikan urgensi nya melanjutkan pendidikan dan informasi berupa Beasiswa pendidikan jenjang S1.

2.2.Faktor Eksternal

2.2.1.     Keluarga

            Pendidikan dimulai dari ruang lingkup terkecil yakni keluarga. Dalam lingkungan keluarga siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan, mengembangkan kemampuan diri serta membentuk kepribadian. Keluarga menjadi faktor pendukung bagi individu dalam pertimbangan memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. [5]

            Kami menanyakan kepada siswa kelas XII MA Darul Huda Al-Hasanah dan SMA 30 Garut secara acak tentang cita-cita dan apakah memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi? Siswa tersebut memberikan jawaban yang beragam salah satunya Orang tua yang kurang mendukung disebabkan kurang mampu dari segi ekonomi, masih banyak orang tua yang khawatir jika siswanya merantau untuk menimba ilmu terutama anak perempuan mereka.

2.2.2.     Lingkungan

            Lingkungan dan kebudayaan tempat tinggal siswa tentu saja sangat berpengaruh terhadap keputusan siswa untuk melanjutkan pendidikan, dengan siapa siswa bergaul akan memberikan dampak pada siswa, kebiasaan dan cara pandang lingkungan yang ditempati siswa akan mengakibatkan kecenderungana siswa untuk mengikuti apa yang dilakukan, sehingga lingkungan tempat tinggal siswa mempengaruhi siswa untuk tidak melanjutkan studi kejenjang pendidikan berikutnya.[6]

Globalisasi adalah suatu proses tatanan Masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada satu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bagi bangsa-bangsa diseluruh dunia.[7]       

Salah satu dampak Globalisasi adalah semakin mudahnya tranformasi dibidang media dan Digital, desa Cihurip bisa dikatakan sudah mengalami kemajuan dibidang teknologi hanya saja kekurangan ilmu pengetahuan dapat menyebabkan kurangnya ketepatan dalam penggunaan teknologi tersebut, hampir kami jumpai setiap siswa baik jenjang SD, SMP dan SMA semuanya memiliki dan menggunakan teknologi seperti Handphone, dan memliki Media sosial, akibat kurangnya pengawasan orangtua terkadang siswa terjerumus pada dampak negatif penggunaan Teknologi seperti menghabiskan waktu untuk menonton, bermain game dan berselancar dimedia sosial. Sehingga hal  tersebut berdampak pada proses dan hasil belajar Siswa. Saat proses pembelajaran berlangsung kami menerapkan strategi pembelajaran yang menarik agar siswa fokus dan teralihkan sementara dari Handphonenya.

            Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap psikologis anak, sebab lingkungan masyarakat sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan, jika suatu masyarakat minim kesadaran untuk belajar dan melanjutkan pendidikan maka hal tersebut bisa mempengaruhi anak. berdasarkan beberapa informasi yang kami dapatkan di Desa Cihurip, selain minimnya kesadaran untuk melanjutkan pendidikan disebabkan beberapa faktor, kebiasaan yang masih terjadi di Desa Cihurip adalah Menikah di Usia dini. Pernikahan diusia dini merupakan pilihan terakhir saat anak tidak melanjutkan pendidikan dan tidak bekerja. Maka dari itu, kami berinisiatif mengadakan Talkshow interaktif “Bahaya Menikah diusia Dini” sebagai kegiatan Edukasi bagi Siswa, Kader Desa dan Masyarakat sekitar. Talkshow interaktif ini sebagai tindak lanjut dari seminar Literasi pentingnya melanjutkan pendidikan, sebab kegiatan ini memiliki kolerasi terhadap kegiatan sebelumnya.

            Kami mengundang kepala KUA Desa Cihurip dan PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana) Desa Cihurip. berdasarkan penuturan para Narasumber, pernikahan dini haruslah dihapuskan sebab selain usia yang terlalu muda hal ini juga dapat menimbulkan beberapa dampak negatif bagi beberapa aspek. Bagi kesehatan (Resiko kematian ibu dan Bayi yang tinggi, Bayi lahir prematur, Bayi kurang Gizi, Risiko komplikasi pada kehamilan dan melahirkan), Bagi Psikologis (Gangguan kecemasan, Depresi, Trauma psikologis, gangguan disosiatif /kepribadian ganda dan KDRT), kekerasan dalam rumah tangga menurut undang-undang PKDRT No. 23 tahun 2004 adalah perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan, yang mengakibatkan penderitaan atau penderitaan fisik, seksual, mental atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum didalam rumah. Jumlah korban KDRT di Jawa Barat cenderung meningkat setiap tahunnya.[8] Dampak bagi Sosial (berkurangnya keaktifan di masyarakat, dikucilkan, dan tekanan soasial), Ekonomi (Risiko tingkat ekonomi yang rendah, tingginya angka putus sekolah, dan tingginya angka pekerja anak). Saran terbaik bagi masyarakat adalah memberikan motivasi dan menyadarkan akan pentingnya melanjutkan pendidikan terlebih dahulu.

2.2.3.     Ekonomi

            Ekonomi keluarga adalah suatu kajian tentang upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab atas kebutuhan dan kebahagiaan bagi kehidupannya. Ekonomi berperan sebagai upaya dalam membebaskan manusia dari cengkrama kemelaratan. Dengan ekonomi yang cukup atau bahkan tinggi, seseorang akan dapat hidup sejahtera dan tenang, sehingga orang yang jiwanya tenang akan berpeluang secara baik supaya meraih kehidupan yang lebih baik pula.[9]

    Faktor penghambat melanjutkan pendidikan yang lainnya adalah faktor ekonomi. Masyarakat Desa Cihurip memiliki profesi yang beragam dan tentunya mempengaruhi pendapatan. Menurut hemat kami, pekerjaan memang membutuhkan kecakapan agar tercipta produk dan hasil yang lebih baik. Pendidikan orangtua sangatlah berpengaruh dan mencerminkan keadaan saat ini dalam bidang perekonomian atau pekerjaan, meskipun sebagian orang masih beranggapan bahwa pekerjaan hanya membutuhkan (skill) baik Hard Skill maupun Soft Skill. Hard Skill adalah keterampilan yang terkait dengan aspek teknik untuk melakukan tugas dalam pekerjaan dan sering dibahas dalam bagaimana cara pengetahuan diperoleh. Sedangkan  Soft Skill adalah keterampilan interpersonal, manusia, atau perilaku yang dibutuhkan untuk menerapkan keterampilan teknis dan pengetahuan ditempat kerja. Selain itu Soft Skill adalah keterampilan Intra dan Interpersonal (Sosio-emosional), penting untuk pengembangan pribadi, Partisipasi sosial dan kesuksesan tempat kerja. [10] akan tetapi skill tersebut haruslah dilalui melalui jenjang pendidikan atau pembelajaran. Jadi, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi pekerjaan, perekonomian dan hidup bersosial demi memperbaiki generasi berikutnya.

KESIMPULAN

Pendidikan di Desa Cihurip dapat dikatakan sudah mengalami kemajuan dalam Infrastruktur, Media pembelajaran dan tenaga Pendidik. Akan tetapi minat dan motivasi siswa masihlah rendah, baik dalam proses pembelajaran maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kami mengadakan Seminar Literasi dan Pentingnya melanjutkan pendidikan sebagai motivasi dan informasi bagi siswa dan Masyarakat, selain itu sebagai tindak lanjut dari kegiatan seminar Literasi, kami mengadakan Talkshow Bahaya menikah diusia Dini sebagai edukasi bagi Masyarakat dan terdapat saran terbaik dari Narasumber yakni Melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi sebab usia-usia tersebut adalah masa emas dan produktif dalam berfikir dan kreativitas, dalam meningkatkan kreativitas kami mengajak anak-anak SDN 01 Cihurip dan MI. Darul Huda Al-Hasanah untuk memanfaatkan Botol bekas sebagai sesuatu yang bermanfaat seperti; tempat Spidol, Pas bunga dan lainnya. Kami juga membantu memasarkan produk khas Desa Cihurip melalui media sosial seperti makanan tradisional Opak, Kolontong, Sale Pisang dan Gula Aren sebagai langkah awal memperbaiki perekonomian Masyarakat dan besar harapan kami Siswa dapat melanjutkan memasarkan produk khas Desa Cihurip agar Masyarakat luas bisa mengetahui dan tertarik terhadap produk yang dipasarkan,

SARAN

   Diharapkan Mayarakat Desa Cihurip dapat menyadari akan pentingnya melanjutkan pendidikan. Selain itu, masyarakat saling memotivasi terkhusus kepada orangtua agar anak memiliki semangat belajar dan menuntut ilmu sejak dini. Hal demikian demi memperbaiki generasi berikunya dan memperbaiki taraf hidup masyarakat Desa Cihurip.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Annurfariz, A. I. (2024). IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS PADA KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI JAWA BARAT. JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik dan Informatika), 1906.

Asmiati, L. S. (2022). Faktor-faktor penyebab rendahnya minat melanjutkan studi anak pada masyarakat Nelayan di Desa Saruni Mumbul Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 791.

dkk, D. P. (2022). Pengertian Pendidikan. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 7911.

Elvira. (2021). Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan dan Cara Mengatasinya (Studi pada: Sekolah Dasar di Desa Tonggolobibi). IQRA: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman, 93.

Julyia Fani, N. S. (2022). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat siswa melanjutkan Studi keperguruan tinggi pada siswa kelas XII di SMA Negri Samarinda. Jurnal Prospek: Pendidikan Ilmu Sosial dan Ekonomi, 27.

Leo Charli, T. A. (2019). Hubungan Minat Belajar terhadap Prestasi belajar Fisika. SPEJ (Science and Pshics Education Journal), 60.

Maulana. (2022). Pengaruh Teknologi di Era Globalisasi. SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah, 21.

Megi Tindangen, D. S. (2020). Peran Perempuan dalam meeningktakkan Ekonomi Keluarga (Studi kasus: Perempuan pekerja sawah di Desa Lemoh Barat Kecamatan Tombariri Timur Kabupaten Minahasa. Jurnal berkala Ilmiah Referensi, 82.

Sandroto, C. W. (2021). Pelatihan: Pentingnya Soft Skill untuk kesuksesan kerja bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan. MARTABE: Jurnal Pengabdian Masyarakat , 298.

Wahyuni, B. S. (2023). Analisis Faktor penghambat remaja dalam melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. PEDAGIGIKA: JURNAL ILMU-ILMU PENDIDIKAN, 66.

 



[1] (dkk, 2022)

[2] (Elvira, 2021)

[3] (Leo Charli, 2019)

[4] (Wahyuni, 2023)

[5] (Julyia Fani, 2022)

[6] (Asmiati, 2022)

[7] (Maulana, 2022)

[8] (Aditya Annurfariz, 2024)

[9] (Megi Tindangen, 2020)

[10] (Sandroto, 2021)

 

Komentar

Postingan Populer