KAJIAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
KAJIAN KARYA SASTRA NOVEL “AYAT-AYAT CINTA” (BEST SELLER)
KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY
Ditulis oleh:
Afni Alfiani P.2.22.0075
Nadia Nurfirdaus P. 2.22.0086
Silvi Nuraeni P.2.22.0067
1. Tema: Cinta yang berlatar belakang Agama
2. Judul: Ayat-ayat Cinta (Karya Habiburrahman El-Shirazy)
Menurut Afni Alfiani, Novel ini menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda yang baik, sholeh dan taat kepada Allah SWT. yang sedang memperjuangkan pendidikannya, dan menceritakan kisah cintanya yang indah juga pelik, sebab terdapat kontropersi didalamnya seperti perjalanan menemukan cinta pertamanya, berpoligami dan diuji dengan gangguan penjahat mesir.
Menurut Nadia Nurfirdaus, Dari cerita novel ayat-ayat cinta ini adalah sebuah novel yang memainkan sebuah perasaan, menggambarkan haru, dan membangkitkan semangat dalam sebuah ujian. Cerita tersebut membuat si pembaca memahami ceritanya dan membuat si pembaca masuk kedalam cerita tersebut. Dengan memainkan sebuah alur cerita si pembaca dapat memahami dengan jelas dan dapat mengambil ilmu bahwa cinta yang diridhoi Allah itu yang menjauhi maksiat dan rindu akan surga yang menanti sesuai didalam Qur'an surah Az-Zukhruf: 67. Dan juga dapat mengambil hikmah bahwa suatu ujian akan hilang jika kita ikhlas menghadapi ujian tersebut. dibalik peristiwa itu pasti terdapat keajaiban yang mengintai sebab dengan do'a, keikhlasan, kejujuran, dan keyakinan semua ujian akan sirna dengan kebahagiaan yang baru.
Menurut Silvi Nuraeni, Novel Ayat-Ayat Cinta ini menceritakan cinta dalam arti luas, tidak hanya mengandung tema cinta manusia pada manusia, tetapi juga cinta manusia kepada Tuhan dan Rasul-nya dengan cara teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-Nya. Novel ayat-ayat cinta juga Memiliki banyak referensi islam yang dapat meningkatkan iman umat islam terutama banyak penggunaan bahasa Arab yg menambah pembaca untuk mengenal sosial-budaya timur tengah
3. Tokoh:
· Fahri bin Abdullah Shiddiq: Seorang pemuda cerdas dan religius dari Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo. Fahri menjadi primadona di kalangan perempuan karena ketampanan, keramahan, dan ketaatannya pada agama.
· Aisha Greimas: Seorang gadis cantik bercadar keturunan Jerman-Turki yang cerdas, mandiri, dan taat agama. Aisha jatuh cinta pada Fahri setelah dia membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku di kereta metro.
· Maria Kirgiz: Tetangga Fahri di Mesir yang beragama Kristen Koptik. Maria mengagumi Fahri dan diam-diam menaruh hati padanya.
· Nurul Azkiya: Gadis manis dan religius yang merupakan putri seorang kyai terkenal di Indonesia. Fahri sebenarnya menaruh hati pada Nurul, tetapi rasa mindernya membuatnya tidak berani menunjukkan perasaannya.
· Noura Bahadur: Tetangga Fahri yang sering disiksa oleh ayahnya sendiri. Fahri berempati dengan Noura dan ingin menolongnya, tetapi Noura menaruh harapan lebih pada Fahri dan menuduhnya melakukan perkosaan.
· Rudi: Sahabat Fahri di Mesir yang berasal dari Indonesia. Rudi adalah seorang yang humoris dan selalu membantu Fahri dalam berbagai situasi sulit.
· Paman Eqbal: Paman Aisha yang merupakan seorang pengusaha kaya dan terhormat. Paman Eqbal initially tidak menyetujui hubungan Aisha dengan Fahri karena perbedaan budaya dan agama.
· Madam Nahed: Pemilik kos tempat Fahri dan Maria tinggal. Madam Nahed adalah seorang wanita yang baik hati dan penyayang.
. Prof. Dr. Abdur Rauf Manshour: guru besar ekonomi pembangunan di Universitas El-Menya dan beliau masuk penjara karena kritik-kritik tajamnya di koran. Beliau adalah orang yang ramah dan baik hati, beliau juga sering menasehati dan menguatkan Fahri serta membantu Fahri dalam melewati ujiannya selama dipenjara.
· Guru-guru dan Teman-teman Fahri lainnya
4. Latar: Cairo Mesir
5. Alur: Maju Mundur
6. Tentang: Kehidupan
7. Bahasa yang digunakan: menggunakan gaya bahasa bermajaz
Kajian bahasa yang mengandung Majaz: kami membagi nya menjadi tiga bagian yakni:
o Kajian Bagian 1-10, Menceritakan perjalanan atau kisah dimulai (orientasi)
Ø Penggalan teks yang berisi kalimat yang bergaya bahasa antitesis ( majas berlawanan) " Awal-awal Agustus biasanya pengumuman keluar. Namun sampai hari ini, pengumuman belum juga keluar" (Halaman 5, Alinea ke-3).
Ø Kalimat yang bergaya bahasa antitesis ter- dapat dalam penggalan teks tersebut . Hal itu ditandai dengan dengan kata hubung namun. Kata namun tercermin bentuk berlawanan, di mana pada bulan Agustus biasanya pengumuman keluar, tetapi ternyata pada hari ini belum ada pengumuman.
Ø Selanjutnya, penggunaan kalimat yang bergaya bahasa hiperbola terdapat pada kutipan berikut :" Aku cepat-cepat melangkah ke jalan menuju masjid untuk shalat zhuhur. Panasnya bukan main". (Halaman 8, Alinea ke-1).
Ø Selanjutnya,ditemukan penggalan teks yang berisi kalimat bergaya bahasa personifikasi. Berikut penggalan teks yang berisi kalimat bergaya bahasa personifikasi.
Ø " Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi". (Halaman 2, Alinea ke-1).
Ø Gaya bahasa personifikasi terdapat dalam penggalan teks adalah lidah api yang seolah-olah berperilaku seperti manusia (bernyawa) yakni menjulur dan menjilat-jilat. Hal yang di paparkan dalam penggalan teks itu menandaskan bahwa lidah api atau sinar matahari yang bersinar ke bumi.
Ø Selanjutnya, penggalan teks yang berisi kalimat bergaya bahasa perumpaman.
Ø Tengah hari ini Kota Cairo seakan membara (Halaman 2, Alinea ke-1).
Ø Dalam penggalan teks tersebut terdapat gaya bahasa perumpamaan. Hal ini ditandai dengan adanya kata hubung seakan. Kata seakan adalah ciri dari gaya bahasa ini.Berikut penggalan teks yang berisi kalimat bergaya bahasa metafora.
Ø " Matahari berpijar di tengah peta langit ". (Halaman 2, Alinea ke-1). Pada penggalan teks terdapat ungkapan petala langit yang berarti tingkatan langit yang paling tinggi sehingga kedudukan matahari disamakan dengan petala angit yang tingkatnya tinggi dan jauh
Ø Kajian Bagian 11-20, Menceritakan tentang kondisi Fahri yang sedang sakit kemudian bermimpi berjumpa dengan sahabat Nabi, dan proses ta’aruf hingga menikahnya Fahri dengan Aisha, selain itu menceritakan tentang Nurul dan Maria yang patah hati dengan kabar pernikahan Fahri (isi)
Ø Kerikil di mata belum sepenuhnya hilang, menggunakan majaz Metafora (kotoran matanya di umpamakan dengan kerikil)
Ø Teh Arousa mampu meringankan kepala yang berat dan menyegarkan pikiran, Menggunakan Majaz Hiperbola.
Ø Di luar gedung terik panas benar-benar menggila, menggunakan majaz hiperbola
Ø badai panas bergulung menebar debu ke dalam metro, menggunakan majaz personifikasi
Ø Tubuh seperti remuk, menggunakan majaz hiperbola
Ø Kepalaku seperti ditusuk tombak berkarat Sangat sakit. Begitu membuka pintu rumah aku merasa tidak kuat melangkahkan
Ø kaki. Kepala terasa seperti digencet palu godam. menggunakan majaz simile
Ø Aku berlayar dalam gelap dan keheningan, menggunakan majaz hiperbola
Ø Mengarungi dunia yang tiada aku tahu namanya. enggunakan majaz hiperbola
Ø suara halus perempuan. Aku coba membuka mata lebih lebar. Semakin terang. Aku melihat wajah putih bersih. Dia duduk di kursi dekat dengan dadaku, menggunakan majaz hiperbola
Ø Maria tiada berkedip memandangi diriku yang terbujur tiada berdaya seperti bayi. Matanya berkaca-kaca, hidungnya memerah dan pipinya basah. menggunakan majaz simile.
Ø Air infus terus menetes seperti embun di musim penghujan, menggunakan majaz simile
Ø Mereka semua tersenyum padaku meskipun aku menangkap guratan sedih dalam wajah mereka, menggunakan majaz hiperbola.
Ø Seorang perempuan shalihah yang akan jadi bidadariku, menggunakan majaz metafora
Ø yang akan aku cintai sepenuh hati dalam hidup dan mati, yang akan aku harapkan jadi teman perjuangan merenda masa depan, dan menapaki jalan Ilahi, menggunakan majaz hiperbola
Ø Si Muka Dingin Bahadur rupanya masih mencari Noura untuk ia jual kepada serigala-serigala berwajah manusia, menggunakan majaz metafora.
Ø Pertanyaan Syaikh Utsman itu bagaikan guntur yang menyambar gendang telingaku, menggunakan majaz Metafora
Ø Hatiku bergetar hebat, menggunakan majaz hiperbola
Ø Kata-kata Syaikh Utsman yang berwibawa itu merasuk dan mendesir hebat dalam jiwaku, menggunakan majaz Metafora
Ø Oh ibu, jika engkau adalah matahari, aku tak ingin datang malam hari. Jika engkau adalah embun, aku ingin selalu pagi hari. Ibu, durhakalah aku, jika ditelapak kakimu tidak aku temui sorga itu, menggunakan majaz metafora
Ø Air mataku meleleh mendengar keputusan ibu, menggunakan majaz Metafora
Ø Syaikh Utsman menyambutku dengan senyum dan pelukan penuh kehangatan. Aku seperti seorang cucu yang beliau sayangi, menggunakan majaz Hiperbola
Ø Aku pulang dengan membawa dua album foto yang kumasukkan dalam tas cangklongku. Aku merasa seperti memikul beban satu ton, menggunakan majaz hiperbola
Ø Aku akan melihat wajah calon belahan jiwa, menggunakan majaz hiperbola
Ø Aku membodoh-bodohkan diriku kenapa tidak melihat dua album yang telah berada di tanganku, menggunakan majaz hiperbola
Ø untuk bertemu pertama kalinya sekaligus khitbah hatiku berdesir, jantungku berdegup, keringat dingin keluar. Tapi itulah saat-saat yang tak terlupakan. Dan ketika kami bertemu. Ummu Fathi keluar mengeluarkan minuman dengan tangan bergetar. Mata kami sekilas bertemu dan hati diliputi rasa malu yang luar biasa. Itu adalah kenikmatan luar biasa. Menggunakan majaz hiperbola
Ø Pandangan kami bertemu. Dan ces! Ada setetes embun dingin menetes di hatiku. Menggunakan majaz hiperbola.
Ø Subhanallah. Yang ada di depanku ini seorang bidadari ataukah manusia biasa, Jika seluruh pemahat paling hebat diseluruh dunia bersatu untuk mengukir wajah seindah itu tak akan mampu. Pelukis paling hebat pun tak akan bisa menciptakan lukisan dari imajinasinya seindah wajah Aisha. Menggunakan majaz hiperbola
Ø Cinta adalah siksaan yang mengasyikkan, menggunakan majaz metafora
Ø Aku meneteskan air mata. Tetesan itu makin lama makin deras. Akupun tergugu, menggunakan majaz hiperbola
Ø Tak ada gunanya menangisi susu yang telah tumpah!, menggunakan majaz metafora
Ø Di langit sana bintang-bintang kedap-kedip seperti mata para bidadari yang mengerling cemburu kepada kami. Menggunakan majaz personifikasi
Ø Kami lalu memainkan melodi cinta paling indah dalam sejarah percintaan umat manusia menggunakan majaz hiperbola
Ø Kajian bagian 21-29, berisi tentang Komplikasi cerita
Ø Kota Cairo yang indah tiba-tiba terasa seperti sarang monster yang menakutkan, menggunakan majaz simile
Ø Tapi penjelasanku dianggap seolah suara keledai. Mereka malah tertawa. Dan menjadikan aku bulan-bulanan oleh hinaan, makian dan tamparan yang membuat bibirku pecah, menggunakan majaz hiperbola
Ø Kini Noura seperti puteri jahat yang siap mencincangku dengan belati beracun yang ia sembunyikan di balik bajunya, menggunakan majaz simile
Ø Semacam duka Mengiris jiwa. Ilahi, setiap kali, bila kurenungkan kemurahanMu yang begitu sederhana mendalam akupun tergugu dan membulatkan sembahku padaMu, menggunakan majaz personifikasi
Ø Tapi entah kenapa melihat sorot matanya yang bening aku tidak berani mengatakannya. Tenggorokanku tercekat. Mulutku terkunci hanya hati yang berbicara tanpa suara, menggunakan majaz hiperbola
Ø PadaMu Kutitipkan secuil asa Kau berikan selaksa bahagia .PadaMu Kuharapkan setetes embun cinta Kau limpahkan samudera cinta, menggunakan majaz hiperbola
Ø Seorang malaikat pun jika mendengar apa yang dilantunkan Maria dalam alam bawah sadarnya itu akan luluh jiwanya, bergetar hatinya, dan meneteskan air mata, menggunakan majaz hiperbola.
8. Kritik dan Saran:
Afni Alfiani; Saking menggunakan gaya bahasa yang berlebihan (hiperbola), tokoh aku (Fahri) melakukan sumpah selain nama Allah yaitu mengatakan “Kumohon demi kasih Isa Al Masih, kalian harus berterus terang, aku tidak akan tenang”. Hal ini bisa menyebabkan pembaca merasa terhanyut sehingga membenarkan dan di khawatirkan adanya tindakan prularisme, sehingga bisa merusak akidah umat islam. Sarannya, berhati-hati dalam menulis yang berkaitan dengan akidah atau kepercayaan sebab tidak ada toleransi dalam hal yang berkaitan dengan akidah.
Nadia Nurfirdaus; dalam cerita terakhir penulis tidak menceritakan kembali tentang bagaimana masa depan semua orang terutama Profesor Abdul Rauf dan teman-temannya yang ada dipenjara karena membuat para pembaca penasaran akan hal itu.
Silvi Nuraeni; Ayat-Ayat Cinta novel yang cukup bagus yang berfokus dengan cerita cinta yang mengandung keislaman. Kota Mesir yang menjadi latar belakang cerita ini dibangun dengan begitu baik ditambah lagi penggunaan bahasa Arab hampir dalam setiap paragrafnya berhasil membawa pembaca seakan akan berada dalam latar cerita yang bernuansa sosial-budaya Timur Tengah. Tetapi , untuk setiap bahasa Arab nya hanya sebagian yg dicantumkan artinya sebagian lagi ada yg tidak dicantumkan sehingga membuat pembaca bertanya-tanya apa arti dari kata tersebut. Tetapi, walaupun memiliki banyak referensi islam yang dapat meningkatkan iman umat islam, ada kalimat-kalimat yang terlalu vulgar dalam novel ini seperti pada bagian fahri didalam penjara yang disiksa oleh polisi sebaiknya dapat diminimalisir, sarannya; Untuk pencantuman arti dari penggunaan kosa kata arab sebaiknya lebih dilengkapi lagi Dan untuk setiap kata-kata yg terlalu vulgar sebaiknya dapat diminimalisir dan tidak perlu terlalu di jelaskan.
Komentar
Posting Komentar