PEREMPUAN HARUS SEPERTI INI: BALANCE DUNIA DAN AKHIRAT
![]() |
Ning Sheila Hasina |
Teknologi
sudah berkembang pesat saat ini, semua orang sudah mengetahui dan memilikinya.
Teknologi juga sudah digunakan semua kalangan baik itu Pengusaha, Pengajar,
Intansi Pendidikan (Formal, Pesantren, Pendidikan Kursus dan sebagainya) guna
memudahkan aktivitas saat ini. Salah satu contoh alat Teknologi yang dimiliki
setiap lapisan masyarakat adalah HP (HandPhone)
benda kecil yang bisa memberikan berbagai informasi setiap sudut Dunia
melalui Platform atau Aplikasi
yang terdapat didalamnya seperti; Web, Instagram, TikTok, Telegram, Twitter,
dan masih banyak Aplikasi lainnya.
Dampak
dari perkembangan Teknologi saat ini berpengaruh besar dalam setiap lini
kehidupan dan segala Bidang, salah satunya dalam Pendidikan Agama. Kita sudah
sangat mudah mengakses Ilmu apapun asalkan kita memiliki Kemauan belajar, Open
Minded, dan kesadaran diri Ingin perubahan lebih baik. Kali ini saya ingin
menuliskan “Perempuan harus seperti ini” berdasarkan dari penuturan Ning Sheila
Hasina yang merupakan putri dari ulama besar di Pondok Pesantren Lirboyo,
Kediri yaitu KH. Zamzami Mahrus dan Ibu Nyai Hj. Hannah Zamzami. lahir di Kediri, 30 Januari 1997. Saat ini
beliau adalah Influencer Fikih Perempuan dan menjadi Role Model
Muslimah Genzi. Mendengar dari Sejarah hidup Ning Sheila Beliau ini
sangat kental dengan pendidikan agama tentunya, karena dibesarkan dilingkungan
Pesantren NU yang sarat dengan Adab dan
juga pendalaman Ilmu Agama yang bersifat Tradisional. Pada umumnya istri Kiyai
itu menetap dirumah dan hanya melakukan aktivitas disekitar Rumah, tidak banyak
tampil di depan umum dan Fokus mengurus pesantren bahkan budaya tanah Lirboyo para
Istri mencari Ma’isyah dan suami tugasnya Ngaji. Akan tetapi
baginya Perempuan bisa menjadi apa saja asal dia bisa me-manage waktunya.
Semangat beliau yang menggebu dalam belajar dan menjadi perempuan bermartabat
ini bisa dirasakan manfaatnya oleh wanita Muslimah dengan Konten-konten
yang bisa kita dapatkan dengan sengaja atau tidak ketika melakukan aktivitas Scroll
di berbagai Platform. Beliau sering membagikan Konten pembahasan
Fikih Perempuan terkhusus dalam permasalahan Darah Haid. Alasan beliau focus
dalam pembahasan Fikih tersebut Ning Sheila meliki PR besar dan melihat akan
pentingnya Muslimah menyadari bagaimana tatacara Ibadah yang benar dan perlunya
senantiasa belajar agar tidak mempercayai mitos-mitos yang masih bertebaran
saat ini dalam masa-masa berhadas.
Sedikit
membahas mitos-mitos seputar haid yang sering kita dengar seperti “Wanita haid
tidak boleh memotong kuku, Rambut, Keramas, ketika rambutnya rontok harus
dikumpulkan dan dibawa ketika hendak mandi besar” Ning Sheila menegaskan
penjelesan hal ini dan menukil pendapat
dari Imam Al-Ghazali.
قَالَ فِي الْإِحْيَاءِ وَيَنْبَغِي لِلْإِنْسَانِ أَنْ لَا يُزِيلَ
شَيْئًا مِنْ شَعْرِهِ أَوْ يَقُصَّ أَظَافِرَهُ أَوْ يَحْلِقَ رَأْسَهُ أَوْ
عَانَتَهُ أَوْ يُخْرِجَ دَمًا أَوْ يُبَيِّنَ جُزْءً مِنْ نَفْسِهِ وَهُوَ
جُنُبٌ؛ لِأَنَّ جَمِيعَ أَجْزَائِهِ تُرَدُّ إلَيْهِ فِي الْآخِرَةِ وَيُبْعَثُ
عَلَيْهَا فَتَعُودُ بِصِفَةِ الْجَنَابَةِ وَيُقَالُ إنَّ كُلَّ شَعْرَةٍ
تُطَالِبُ بِجَنَابَتِهَا
Artinya: Al-Ghazali dalam kitab
Ihya’ Ulumiddin mengatakan: Sebaiknya orang tidak menghilangkan suatu bagian
dari rambut, memotong kuku, menggundul kepala atau bulu kemaluan, mengeluarkan
darah, ataupun melakukan hal lain terhadap bagian tubuhnya, sedangkan ia dalam
keadaan junub. Sebab, semua bagian-bagian tersebut akan dikembalikan kepadanya
di akhirat dan bersama bagian tersebut pula ia akan dibangkitkan. Maka (jika
terpotong) akan kembali dengan sifat jinabahnya. Juga dikatakan, setiap rambut
akan meminta pertanggungjawaban karena kondisi junubnya (Al-Jamal, Hasyiyah
Al-Jamal, [Beirut, Darul Fikr: tt.], juz I, halaman 166).
Maka dari
redaksi di atas kita bisa mengetahui bahwa memotong kuku dan rambut ketika
hadats besar hukumnya makruh. Akan tetapi jika sudah sangat risih dan penting
sekali, lebih baik dipotong saja, karena makruh bukanlah haram. Jika dikerjakan
tidaklah berdosa.
Sumber: https://lampung.nu.or.id/syiar/hukum-memotong-kuku-dan-rambut-dalam-keadaan-hadats-besar-1qlO4
“Sepertinya Kiyai terdahulu ketika menyampaikan
kepada Orang tua kita menggunakan kata ‘Tidak Boleh’ bukan kata ‘Sebaiknya’ sehingga
kata Tidak boleh ini dianggap Pengharaman dalam aktivitas tersebut, padahal
boleh-boleh saja” Tandas Ning Sheila. Hal ini masih selalu dijadikan
pertanyaan dan dipercayai oleh sebagian orang, akan tetapi kita sebagai
penuntut Ilmu hendaknya senantiasa mempelajari tuntunan ibadah sesuai dengan
Al-Qur’an dan Sunnah.
Lalu, Bagaimana seharusnya
menjadi Perempuan saat ini?
“Perempuan
bebas memilih menjadi apapun, tapi ingat! Ngaji nomor satu dan harus pinter
Agama. Karena percuma saja Perempuan ini banyak beramal tapi tidak punya Ilmu
(Amal tanpa Ilmu itu tidaklah berguna). Perlu diingat bahwa perjuangan
Perempuan tidaklah mudah apalagi dengan predikat yang telah Allah berikan pada
kita “Al-Jannatu Tahta Aqdami Ummah”,
kita ini sebagai pendidik generasi bangsa maka kita harus berpendidikan. Pesan dari
Saya (Ning Sheila); Ayo Kita belajar, Pertama belajar mendidik diri terlebih
dahulu, Pelajari Tauhid, Pelajari Adab, Pelajari Fikih karena kehidupan sehari-hari
kita penuh dengan Ibadah dan Tujuan diciptakannya kita didunia ini adalah untuk
Ibadah. Ibadah itu memerlukan Ilmu, banyak Berdoa memohon senantiasa dimudahkan,
Jadilah perempuan berpendidikan yang dihiasi dengan Akhlakul Karimah!”
growing together with religion and science ^-^
Komentar
Posting Komentar